Alur Pengaduan

Tata Cara Pen­gad­uan diatur dalam Per­at­u­ran Mahkamah Agung RI Nomor 9 Tahun 2016

Ten­tang

PEDO­MAN PENANGANAN PEN­GAD­UAN 

(WHISTLE­BLOW­ING SY TEM) DI MAHKAMAH AGUNG DAN BADAN PERADI­LAN YANGBERADA DIBAWAHNYA.

Pen­gad­uan dapat dis­am­paikan melalui:
a. aplikasi SIWAS MA-​RI pada situs Mahkamah Agung;
b. layanan pesan singkat/​SMS;
c. surat elek­tronik (e-​mail);
d. fak­sim­ile;
e. tele­pon;
f. meja Pen­gad­uan;
g. surat; dan/​atau
h. kotak Pengaduan

Dalam hal Pen­gad­uan dia­jukan secara lisan;
a. Pela­por datang meng­hadap sendiri ke meja Pen­gad­uan, den­gan menun­jukkan inden­ti­tas diri.
b. petu­gas meja Pen­gad­uan mema­sukkan lapo­ran Pen­gad­uan ke dalam aplikasi SIWAS MA-​RI
c. petu­gas meja Pen­gad­uan mem­berikan nomor reg­is­ter Pen­gad­uan kepada Pela­por guna mem­o­n­i­tor tin­dak lan­jut penan­ganan Pengaduan.

Dalam hal Pen­gad­uan dilakukan secara ter­tulis, memuat:
a. iden­ti­tas Pela­por;
b. iden­ti­tas Ter­la­por jelas;
c. per­bu­atan yang diduga dilang­gar harus dilengkapi den­gan waktu dan tem­pat keja­dian, alasan penyam­pa­ian Pen­gad­uan, bagaimana pelang­garan itu ter­jadi mis­al­nya, apa­bila per­bu­atan yang diadukan berkai­tan den­gan pemerik­saan suatu perkara, Pen­gad­uan harus dilengkapi den­gan nomor
perkara;

d. meny­er­takan bukti atau keteran­gan yang dapat men­dukung Pen­gad­uan yang dis­am­paikan mis­al­nya, bukti atau keteran­gan ini ter­ma­suk nama, ala­mat dan nomor kon­tak pihak lain yang dapat dim­intai keteran­gan lebih lan­jut untuk mem­perkuat Pen­gad­uan Pela­por; dan

e. petu­gas Meja Pen­gad­uan mema­sukkan lapo­ran Pen­gad­uan ter­tulis ke dalam aplikasi SIWASMA-​RI den­gan melam­pirkan doku­men Pen­gad­uan. Doku­men asli Pen­gad­uan diar­sip­kan pada Pen­gadi­lan yang bersangku­tan dan dapat dikirim ke Badan Pen­gawasan apa­bila diperlukan.

Dalam hal Pen­gad­uan dilakukan secara elek­tronik,
memuat:
a. iden­ti­tas Pela­por;
b. iden­ti­tas Ter­la­por jelas;
c. dugaan per­bu­atan yang dilang­gar jelas, mis­al­nya per­bu­atan yang diadukan berkai­tan den­gan pemerik­saan suatu perkara maka Pen­gad­uan harus dilengkapi den­gan nomor perkara;

d. meny­er­takan bukti atau keteran­gan yang dapat men­dukung Pen­gad­uan yang dis­am­paikan. Mis­al­nya bukti atau keteran­gan ter­ma­suk nama jelas, ala­mat dan nomor kon­tak pihak lain yang dapat dim­intai keteran­gan lebih lan­jut untuk mem­perkuat Pen­gad­uan Pela­por.

e. meskipun Pela­por tidak men­can­tumkan iden­ti­tas­nya secara lengkap, namun apa­bila infor­masi Pen­gad­uan logis dan memadai, Pen­gad­uan dapat ditindaklanjuti.

Hak-​hak Pelapor

a. men­da­p­atkan per­lin­dun­gan ker­a­hasi­aan identitasnya;

b. men­da­p­atkan kesem­patan untuk dapat mem­berikan keteran­gan secara bebas tanpa pak­saan dari pihak manapun;

c. men­da­p­atkan infor­masi men­ge­nai taha­pan laporan/​Pengaduan yang didaftarkannya;

d. men­da­p­atkan per­lakuan yang sama dan setara den­gan Ter­la­por dalam pemeriksaan;

e. men­ga­jukan bukti untuk mem­perkuat Pen­gad­u­an­nya; dan

f. men­da­p­atkan Berita Acara Pemerik­saan (BAP) dirinya.

Hak-​hak Terlapor

a. mem­buk­tikan bahwa ia tidak bersalah den­gan men­ga­jukan Saksi dan alat bukti lain;

b. men­da­p­atkan kesem­patan untuk dapat mem­berikan keteran­gan secara bebas tanpa pak­saan dari pihak manapun;

c. men­da­p­atkan per­lakuan yang sama dan setara den­gan Pela­por dalam pemeriksaan;

d. mem­inta Berita Acara Pemerik­saan (BAP) dirinya; dan

e. men­da­p­atkan surat keteran­gan yang meny­atakan bahwa Pen­gad­uan atas dirinya tidak terbukti.

Selengkap­nya Unduh :

Per­at­u­ran Mahkamah Agung RI Nomor 9 Tahun 2016 Ten­tang PEDO­MAN PENAN­GANAN PEN­GAD­UAN (WHISTLE­BLOW­ING SYS­TEM) DI MAHKAMAHAGUNG DAN BADAN PERADI­LAN YANG BERADA DIBAWAHNYA.